Kalimantan terkenal dengan sungai yang panjang dan luas. Sejak kekuasaan Kerajaan Kutai di abad ke-13, kapal merupakan sarana transportasi utama. Hingga saat ini, budaya asli tetap dekat dengan air, dimana pasar terapung tradisional berada dimana-mana. Tarian ini menggambarkan sekelompok gadis muda yang bermain di dalam air dan salah satu gadis akan berenang di sungai yang berada di sekitar panggung dan membasahi seluruh tubuhnya.

Dayak adalah nama lokal penduduk asli Kalimantan, terkenal karena para wanitanya yang anggun dan cantik serta keyakinan yang kuat terhadap penggunaan ritual sihir kuno. Mereka mengenakan gaun khas, yang dilengkapi dengan bulu enggang (sejenis elang) untuk aksesorisnya. Saat ini, burung enggang sudah punah, tetapi perwakilan mereka dalam bentuk tarian merupakan bentuk pengingat keberadaan mereka di Kalimantan.

Pada suatu subuh hari di Pelabuhan perikanan Dayak, sekelompok nelayan menangkap hewan yang indah namun liar di jaring ikannya. Ia tak terkendali dan membuatnya berada di ambang kehancuran pelabuhan. Salah satu nelayan memberanikan diri untuk menjinakkannya, tetapi nyali nelayan tersebut membawanya ke azab-Nya. Dia secara misterius tergelung kusut ke dalam jaring ikan dan terseret ke udara.