orang-orang berkata bahwa musik dan tarian adalah bahasa dunia yang bisa mematahkan batasan. Dan itu terbukti ketika pertunjukan Devdan dikunjungi oleh kelompok tari Oddisi dari India pada hari Jum’at, 21 Juni 2013. Kelompok tari Oddisi datang ke Bali untuk undangan dari knsulat umum India dan mereka membagi waktunya ditengah jadwalnya untuk mengunjungi Bali Nusa Dua Theatre.
Kelompok tari Oddisi datang ke Bali Nusa Dua Theatre dengan formasi penuh yang terdiri dari Ibu Supriya Nayak (Penari Oddisi), Bapak Prasant Kumar (Vokal), Bapak Prafulla Mangaraj (Mardala), Bapak Dhiraj Pandey (Bansuri) dan Bapak Rais Ahmed Khan (Sitar). Ibu Supriya sangat senang memberikan arahan untuk penari Devdan dengan mengajar beberapa gerakan dasar dari pertunjukkan Oddisi. Walaupun ada bahasa yang menjadi batas diantara mereka, tapi sejak mereka berantusias tentang tarian, mereka dengan mudah mehamai satu sama lain dan secara bangga membagikan pengetahuan mereka selama workshop.
Pada malam hari, Bapak Reddi Gaddam, wakil konsulat India, juga bergabung pada kelompok tari Oddisi untuk melihat pertunjukan Devdan. Ibu Supriya tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya ketika beliau menyaksikan pertunjukam seperti menggerakkan tanganmya menirukan tarian Bali dan Bedhoyo selama pertunjukan. Beliau juga mengatakan bagaiamana beliau sangat menikmati keseluruhan pertunjukan dan merasakan energy yang besar dari itu. Beliau menyukai tarian khususnya tarian Saman dan memilih tarian tersebut sebagai penampilan yang disukai dari pertunjukan.